Monday, 2 January 2017

Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Motivasi Belajar Siswa


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu secara langsung disiapkan untuk menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang sejalan dengan proses belajar mengajar. Keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM).
Persoalan pendidikan merupakan permasalahan semua orang, karena setiap orang sejak dulu hingga sekarang selalu berusaha mendidik anak-anaknya atau anak-anak yang diserahkan kepada guru untuk dididik. Pada era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Untuk itu dalam menciptakan sumber daya manusia tersebut salah satunya adalah melalui pendidikan. Tidak hanya itu saja, yang terpenting adalah dalam proses belajarnya harus adanya motivasi bagi siswa karena motivasi merupakan dorongan atau kemampuan untuk melakukan suatu kegiatan belajar agar tercipta tujuan yang diharapkan sehingga fungsi motivasi adalah sebagai pendorong, penggerak dan pengarahan kegiatan siswa dalam belajar.
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi untuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan itu sudah banyak dilakukan oleh pemerintah diantaranya pembaharuan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, penggunaan metode mengajar, melaksanakan penelitian serta meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan ajar. Namun banyaknya upaya yang dilakukan pemerintah hingga saat ini masih banyak mendapat kritikan dari media massa yang mengatakan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih rendah.
Tujuan yang mulia pada saat ini tampaknya sulit tercapai apabila pelajar-pelajar di Indonesia sering berbuat curang dan tidak jujur dalam tes. Kenyataan yang sering terjadi pada banyak murid di sekolah-sekolah atau mahasiswa-mahasiswa di perguruan tinggi atau universitas baik swasta maupun negeri yang melakukan perbuatan menyontek pada saat tes untuk mendapatkan niai bagus sangat banyak. Menyontek dilakukan bukan hanya karena ingin mendapat prestasi yang baik di sekolah, tetapi banyak juga yang melakukan perbuatan ini karena terpengaruh teman bergaulnya atau karena takut ditinggalkan kelompok teman sebayanya.
Guru merupakan faktor penentu terhadap berhasilnya proses pembelajaran disamping faktor pendukung yang lainnya. Guru sebagai mediator dalam mentransfer ilmu pengetahuan terhadap siswa. Di dalam kegiatannya guru mempunyai metode-metode yang paling sesuai untuk suatu bidang studi. Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru yang senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya. Penerapan metode mengajar yang tepat diperlukan demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha pembelajaran di sekolah.
Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa perlu mendapatkan perhatian serius. Permasalahannya adalah bagaimana membujuk siswa atau peserta didik untuk berusaha mengembangkan semangat belajarnya supaya mendapatkan prestasi yang optimal. Semangat bisa timbul dari dalam maupun dari luar individu, sehingga diperlukan suatu penelitian agar dapat memberikan solusi yang tepat bagaimana menumbuhkan semangat belajar yang dapat mendukung tercapainya prestasi belajar yang maksimal atau diinginkan.
Diantara yang dapat dijadikan solusi terhadap masalah demikian adalah dengan menggunakan metode reward, metode pembelajaran yang digunakan untuk mempengaruhi seseorang untuk meningkatkan prestasi belajar. Metode ini sudah banyak yang mengenal. Awalnya teori ini menjadi landasan untuk dunia pekerjaan, tetapi akhir-akhir ini digunakan pula dalam dunia pendidikan. Metode reward diharapkan siswa dapat semakin terdorong untuk meningkatkan kemauan dan kesadaran belajarnya sehingga prestasi belajar siswa dapat diperbaiki.
Didalam kegiatan belajar mengajar peran motivasi baik instrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Sekarang ini masih dijumpai guru mengabaikan hal-hal kecil seperti kurangnya memberi suatu penghargaan kepada siswa atau memberikan reward kepada siswa yang berprestasi, seperti cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan reward terhadap kebaikan ketika murid bias melakukan sesuatu dengan hasil ketekunannya.
Reward merupakan hal yang menggembirakan bagi anak dan menjadi pendorong atau motivasi bagi anak.
Reward yaitu segala yang diberikan guru berupa penghormatan yang menyenangkan siswa atas dasar hasil baik yang telah dicapai dalam proses pendidikan untuk meningkatkan prestasi.
Dalam pembelajaran masih dijumpai siswa yang lebih banyak diam, hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan mancatat materi yang dijelaskan. Bahkan, terkadang bila tidak disuruh mencatat, mereka pasif mendengarkan penjelasan dari guru. Hal yang demikian ini menunjukkan rendahnya motivasi dari siswa dalam proses pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar. Seseorang yang mempunyai kecerdasan tinggi bias gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajar. Motivasi tidak hanyya berpengaruh pada siswa saja, tetapi bagi seluruh pendidiknya. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar, sedangkan bagi pendidik motivasi belajar siswa untuk memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Karangwareng.
B.       Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1.      Rendahnya semangat belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Karangwareng karena guru yang mengajar kurang memberikan reward.
2.      Bagaimana pengaruh pemberian reward terhadap prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Karangwareng.

C.      Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan dalam identifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi pada pemberian reward serta pengaruhnya pada prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Karangwareng.

D.      Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah apakah metode pemberian reward dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Karangwareng?

E.       Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan sudah tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk meingkatkan prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Karangwareng dengan menggunakan metode pemberian reward.
2.      Untuk mengetahui pengaruh pemberian reward terhadap prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Karangwareng.

F.       Kegunaan Hasil Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:
a.       Bagi Sekolah
1.      Memberi masukan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2.      Memberi gambaran atau informasi prestasi belajar SMP Negeri 1 Karangwareng.
b.      Bagi Guru
1.      Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pemberian reward.
2.      Memberi masukan tentang perlunya penggunaan reward dalam pembelajaran.
c.       Bagi Siswa
1.      Sebagai informasi sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2.      Mempermudah dalam mengingat materi pelajaran yang telah dipelajari.
d.      Bagi Peneliti dan Pembaca
1.      Sebagai bahan masukan sebagai bekal ilmu pengetahuan dalam mengajar pada masa yang akan dating.
2.      Sebagai bahan studi banding penelitian yang relevan dikemudian hari.

BAB II
LANDASAN TEORI

A.      Deskripsi Teori
1.    Pengertian Reward
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa ganjaran adalah hadiah (sebagai pembalasan jasa), hukuman (balasan). Dari definisi ini dapat dipahami bahwa ganjaran dalam Bahasa Indonesia bias dipakai untuk balasan yang baik maupun yang buruk.
Dalam pembahasan yang lebih luas, pengertian istilah “ganjaran” dapat dilihat sebagai berikut:
a)  Ganjaran adalah alat pendidikan preventif dan represif yang menyenangkan dan bisa menjadi pendorong atau motivator belajar bagi siswa.
b)    Ganjaran adalah hadiah terhadap perilaku baik dari anak didik dalam proses pendidikan.
Ganjaran adalah alat pendidikan represif yang menyenangkan. Ganjaran diberikan kepada anak yang telah menunjukkan hasil-hasil baik dalam pendidikannya. Baik dalam hal kerajinannya, kelakuannya, tingkah lakunya, dengan singkat hal-hal yang menyangkut kepribadiannya, maupun baik dalam hal-hal berprestasi belajarnya atau dapat dikatakan ganjaran adalah penilaian yang bersifat positif terhadap belajarnya murid.
Ganjaran adalah salah satu alat pendidikan. Jadi dengan sendirinya maksud ganjaran itu ialah sebagai alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Umumnya anak mengetahui bahwa pekerjaan atau perbuatannya yang menyebabkan ia mendapat ganjaran itu baik.
Selajutnya pendidik bermaksud juga supaya dengan ganjaran itu anak menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah dapat dicapainya. Dengan kata lain, anak menjadi lebih keras kemauannya untuk bekerja atau berbuat yang lebih giat lagi.
Jadi maksud ganjaran itu yang terpenting bukanlah hasilnya yang dicapai seorang anak, melainkan dengan hasil yang telah dicapai anak itu. Pendidikan bertujuan membentuk kaa hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada anak itu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa reward adalah suatu cara yang digunakan oleh seseorang untuk memberikan suatu penghargaan kepada seseorang karena sudah mengerjakan suatu hal yang benar, sehingga seseorang itu bisa semangat lagi dalam mengerjakan tugas tersebut. Contohnya, seorang guru telah memberikan penghargaan atau pujian kepada siswanya yang telah menjawab pertanyaan dengan baik, maka siswa itu semangat lagi dalam mengerjakan tugas.
Reward ialah respon positif terhadap suatu tingkah laku tertentu dari siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.
Dalam kegiatan belajar mengajar (penguatan positif) mempunyai arti penting. Tingkah laku dan penampilan siswa yang baik, diberi penghargaan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian. Pemberian reward dalam kelas akan mendorong siswa meningkatkan usahanya dalam kegiatan belajar mengajar dan mengembangkan hasil belajar.
2.    Pengertian Motivasi
Motivasi adalah peubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah suatu proses didalam individu. Pengetahuan tentang proses ini membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kita amati dan meramalkan tingkah laku lain dari orang itu.
Motivasi belajar siswa merupakan segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada siswa agar menjadi lebih giat lagi dalam belajarnya untuk memperoleh prestasi yang lebih baik lagi.
3.    Jenis-Jenis Motivasi
Berdasarkan pengertian motivasi, maka pada pokoknya motivasi dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
a)        Motivasi Instrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup didalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. Motivasi ini sering juga disebut dengan motivasi murni. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Dalam hal ini pujian atau hadiah atau sejenisnya tidak diperlukan oleh karena itu tidak akan menyebabkan siswa bekerja atau belajar untuk mendapatkan pujian atau hadiah itu.
b)        Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah, medali dan lain sebagainya. Motivasi ekstrinsik ini diperlukan di sekolah, sebab pengajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Usaha yang dapat dikerjakan oleh guru memang banyak dan karena itu didalam memotivasi siswa kita tidak akan menentukan suatu formula tertentu yang dapat digunakan setiap saat oleh guru.
B.       Kerangka Berpikir
Motivasi adalah perubahan pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Hasil yang akan diperoleh antar masing-masing individu sangat berbeda-beda, seseorang yang memiliki motivasi tinggi maka akan lebih gigih dalam mencapai tujuan yang diharapkan, dengan demikian hasil yang diperoleh akan lebih baik dibanding dengan seseorang yang motivasinya sedang maupun rendah.
Tujuan pemberian reward adalah untuk lebih mengembangkan dan mengoptimalkan motivasi yang bersifat intrinsik dari motivasi ekstrinsik, dalam artian siswa melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari kesadaran siswa itu sendiri.
Seperti halnya telah disinggung di atas, bahwa reward disamping merupakan alat pendidikan represif yang menyenangkan, reward juga dapat menjadi pendorong atau motivasi bagi siswa belajar lebih baik lagi.
Karenanya, dengan mengefektifkan pemberian reward diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Karangwareng, agar hasil belajar yang diperoleh juga semakin baik.
C.      Hipotesis
Dari permasalahan yang ada dan cara pemecahannya dapat ditarik hipotesis tindakan yaitu pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Karangwareng.


BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A.      Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian jenis kuantitatif yang berbentuk eksperimen. Penelitian ini menggunakan rancangan atau desain penelitian Quasy Eksperimen (Eksperimen Semu), yaitu suatu eksperimen yang pengendalian terhadap variabel non-eksperimental tidak begitu ketat dan penentuan sampelnya tidak menggunakan randomisasi, yaitu dengan model Non Randomized Pre-Post Test Control Group.
B.       Tempat dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini berlangsung pada SMP Negeri 1 Karangwareng, Desa Kubangdeleg Kec. Karangwareng Kab. Cirebon dan direncanakan akan dilangsungkan dari tanggal 16 Juni 2015 sampai dengan tanggal 22 Juni 2015.
C.   Populasi, Sampel dan Sampling
         1. Populasi
Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa-siswa kelas VII SMP Negeri 1 Karangwareng yang berjumlah 65 siswa (terbagi dalam 3 kelas yaitu kelas VIIA, kelas VIIB, kelas VIIC)
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel adalah meneliti sebagian populasi. Suharsimi Arikunto (1996:117), menegaskan apabila subjek eksperimen kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga eksperimen yang dipakai termasuk model eksperimen populasi.
3. Sampling
Dalam penelitian ini, dipakai teknik sampling model quota sampling, yang terbagi dalam bentuk populasi (kelas-kelas). Dimana dua kelas, satu kelas sebagai kelompok yang diberi perlakuan reward (kelas VIIA, berjumlah 20 siswa/i) dan satu kelas sebagai kelompok yang tidak diberi perlakuan reward (kelas VIIB, berjumlah 22 siswa/i). Dengan demikian, jumlah  sampel secara keseluruhan ada 42 siswa/i atau sekitar 65%.
D.      Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data dalam penelitian, dibutuhkan sebuah alat atau instrumen, adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert yang menggunakan lima alternatif jawaban.
Adapun pembuatan skala motivasi belajar ini, berawal dari sejumlah indikator motivasi belajar sebagaimana yang telah disebutkan Sardiman (1986:82) dalam bab sebelumnya tentang ciri-ciri motivasi belajar, yaitu: tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat pada berbagai masalah, mandiri, kreatif, dapat mempertahankan pendapat dan tidak mudah melepaskan apa yang diyakininya dan senang mencari dan memecahkan masalah.
E.       Defenisi Operasional Variabel
Reward adalah satu alat pendidikan untuk mendidik anak-anak supaya anak menjadi merasa senang karena perbuatan dan pekerjaannya mendapat penghargaan. Atau dengan kata lain, reward adalah alat pendidikan preventif dan represif yang menyenangkan dan bisa menjadi pendorong atau motivator belajar bagi murid. Reward sebagai alat untuk mendidik tidak boleh bersifat sebagai upah. Ada 3 jenis reward atau penghargaan, yaitu hadiah berupa barang/benda, pujian (praise) dan perlakuan istimewa.
Motivasi merupakan suatu kekuatan yang dapat mendorong seseorang melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga dapat mencapai tujuan.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Jadi Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Motivasi belajar juga berarti sebagai keseluruhan daya penggerak, pendorong, dari dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang diwujudkan dalam bentuk adanya kebutuhan, dorongan dan usaha siswa dalam melakukan aktivitas guna mencapai tujuan.
F.       Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan adalah non tes, yakni berupa angket atau kuesioner. Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan Skala Likert dengan kisaran 1-5 dengan alternatif dengan alternatif jawaban sebagai berikut.
5 = sangat setuju
4 = setuju
3 = tidak tahu
2 = kurang setuju
1 = sangat tidak setuju
G.      Teknik Analisis Data
Sesuai dengan jenis penelitian dan jenis data, maka analisis yang digunakan dalam eksperimen ini adalah analisis kuantitatif dengan penggunaan rumus stastistik yang dalam pelaksanaan analisisnya menggunakan komputer program SPSS (Statistic Program for Social Sciences), adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kovarian (anakova). Teknik ini dipakai untuk menguji perbedaan hasil perlakuan awal pre-test  dengan hasil pos-test, atau meramalkan efektif tidaknya penerapan variabel reward terhadap variabel motivasi belajar siswa.


EmoticonEmoticon